Cara mengetahui dia bohong apa tidak beginilah caranya

Editor by Manoby
2

Baca Juga

 


Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang berbohong. PernahkahAnda menghadapi dan berbicara dengan seseorang dan merasa ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak sebenarnya dikatakan? Jika menyangkut hal yang penting, tentu saja kebohongan bisa menimbulkan masalah yang besar. Lalu, pernahkah kamu memperhatikan dirimu sendiri ketika sedang berbohong ? Apa yang Anda lakukan dan dengan cara apa Anda berbohong? Seringkali kita tidak menyadari bahwa ada sikap dan gerak tubuh tertentu ketika seseorang sedang berbohong . 


Jika hal ini disadari, maka tidak menutup kemungkinan orang yang berbohong akan sangat pandai berbohong. Namun bagi mereka yang kurang mampu dalam bertindak, menyembunyikan kebohongan secara sadar justru akan menimbulkan kekakuan dan menjadi sinyal yang mudah diketahui sebagai indikasi kebohongan. Nah, bagi kita yang ingin mengetahui apakah seseorang berbohong atau tidak, dengan mengetahui hal-hal tersebut bisa memudahkan kita untuk mendeteksinya.


Cara dan fitur yang akan dipaparkan di bawah ini bukannya tanpa dasar. Jika Anda mengamati dan senang menonton film, sinetron, drama, atau acara apa pun yang berbalut akting, Anda pasti setuju bahwa semua yang dilakukan aktor/aktris adalah kebohongan. Benar? Mereka tidak menjadi diri mereka sendiri dan memerankan karakter dan cerita. Ada yang meyakinkan, ada pula yang meragukan. Nah, berdasarkan sedikit yang saya pelajari di dunia teater dan psikologi, berikut cara mengetahui orang berbohong :


1. Cari tahu bagaimana dia biasanya berbicara


Sebagai seorang sahabat, kamu pasti tahu bagaimana biasanya teman atau kenalan berbicara. Ada hal-hal yang menjadi ciri khas setiap orang ketika mengatakan sesuatu, baik ketika sedih, senang, marah, dan lain sebagainya. Biasanya ciri ini juga diikuti dengan gestur khusus seperti gerakan bibir, tangan, badan, mata, alis dan lain sebagainya yang berbeda satu sama lain. Cara yang tidak sama dengan cara yang biasa dilakukan saat berbicara bisa menjadi indikasi awal.


2. Perhatikan tekanan-tekanan dalam pola bicaranya


Seseorang yang mengalami stres dan tekanan psikologis juga mengalami stres fisik tertentu sebagai akibatnya. Misalnya saja peningkatan detak jantung dan aliran darah yang cepat. Hal ini berdampak pada aktivitas fisik lainnya, dalam hal ini adalah aktivitas berbicara. Orang yang berbohong cenderung memiliki nada suara yang tidak tepat dan stres. Hal ini disebabkan adanya tekanan dan pertimbangan pikiran yang terbentang dalam berbohong. Pada dasarnya berbohong merupakan hal yang secara alamiah akan memberikan tekanan pada kondisi psikis, fisik, dan mental secara bersamaan. Oleh karena itu, tekanan yang muncul semakin besar,


3. Perhatikan beberapa tanda dan gerak tubuh tertentu yang muncul.


Berikut ini adalah beberapa tanda dan gestur yang sering dijumpai pada orang yang sedang berbohong;

Sedikit atau tidak ada gerakan tubuh atau bahkan gerakan berlebihan . Orang yang berbohong cenderung 'membeku', tidak sering menghadapi lawan bicaranya, dan berusaha meminimalkan gerakan tubuhnya. Ada juga yang bertindak berlebihan. Semua itu sebagai upaya menghindari munculnya tanda-tanda dirinya berbohong. Namun, hal ini juga bisa menjadi indikasi seseorang sedang berbohong.


Tidak ada kontak mata . Orang yang berbohong sering kali menghindari kontak mata. Secara naluriah, ia akan menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya. Kontak mata dalam berbicara bersifat mendukung dan juga menyimpan informasi tambahan ketika berbicara. Dengan melakukan kontak mata, orang yang dibohongi akan menangkap sinyal informasi yang tidak sinkron dengan apa yang dibicarakan. Itu sebabnya nantinya ada juga ilmu ilmiah membaca pikiran orang lain melalui kontak mata.


Gestur bagian tubuh lain yang menunjukkan stres. Misalnya mengukur, memainkan kuku, berkedip berlebihan, menelan air liur berkali-kali, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan berulang-ulang. Perasaan takut, gugup, tidak nyaman, serta membayangkan apa jadinya jika ketahuan berbohong akan membuat orang mengalami stres tinggi dan melakukan hal-hal yang justru menunjukkan rasa cemas.


Lihat di kanan atas. Melihat ke arah ini diasosiasikan sebagai upaya mempekerjakan dan mengolah otak kanan untuk melahirkan imajinasi, yaitu upaya merangkai cerita berdasarkan apa yang diceritakannya. Sebaliknya, menengok ke kiri diasosiasikan sebagai upaya memanggil ingatan untuk mengungkap kebenaran/jalinan kisah nyata.


Mata terbuka lebar dan tatapan polos . Kebiasaan masa kecil yang masih kita bawa hingga saat ini adalah membuka mata lebar-lebar dan berpenampilan polos, seolah-olah berkata, "Siapa? ....Aku yang patut disalahkan?!" Kita sering melakukan hal ini ketika kita masih kecil ketika ibu melihat sebungkus besar roti hilang dari lemari es. !(^^)


Pidato dijeda. Tidak semua orang mempunyai bakat hebat dalam mengarang cerita dan fasih berbicara saat berbohong. Sehingga sering dijumpai pembicaraan terhenti sesaat dan dengan tempo yang tidak tepat. Biasanya terjadi ketika ada bagian dari kebohongan yang hendak diungkapkan, yaitu ketika dia mencoba mengarang cerita. Di sinilah biasanya cerita mulai tidak konsisten dan berubah-ubah.


Menyentuh hidung dan menutupi wajah atau mulut . Hal ini juga merupakan bawaan sejak kecil, yaitu respon refleksif ketika seseorang ingin menutupi sesuatu.


Nada bicaranya tinggi . Orang yang berbohong cenderung meninggikan nada bicaranya. Baik karena sebagai upaya untuk menekankan informasi yang disampaikan, emosi yang meninggi, dan tekanan yang tinggi. Hal ini akan sangat mudah diketahui bila Anda sudah familiar dengan kebiasaan percakapan lawan bicara.


4. Mengurangi/menghilangkan informasi yang wajib disampaikan.


Berbohong tidak hanya dengan mengatakan hal yang tidak benar, tapi juga dengan menghilangkan informasi yang seharusnya disampaikan kepada lawan bicara. Indikasi ini sebenarnya lebih mudah diketahui karena biasanya jalinan informasi/atau cerita yang disampaikan menjadi tidak lengkap dan banyak menimbulkan pertanyaan. Tanda-tanda di atas akan tetap muncul. Setelah menyampaikan informasi dengan gaya yang meyakinkan, ia akan melakukan gestur tertentu, seperti menyentuh hidung atau menutup mulut/wajah.


5. Tanyakan pada orang yang Anda curigai berbohong.


Tentu saja cara ini juga akan mengundang resiko yang besar. Jika ternyata lawan bicara Anda tidak berbohong, maka cara ini akan berdampak buruk. Oleh karena itu, gunakanlah cara ini meskipun Anda sudah mendapatkan banyak tanda-tanda di atas dan Anda yakin lawan bicara Anda telah berbohong. Namun membiarkan dan tidak mempertanyakan orang yang berbohong juga akan berdampak sangat buruk, terutama bagi pelakunya. Oleh karena itu, cara ini juga menjadi solusi agar pelaku kebohongan mengaku dan permasalahannya kemudian dapat ditemukan penyelesaiannya.


6. Gunakan Intuisi.


Percaya atau tidak, manusia diciptakan memiliki intuisi. Selain itu, manusia diciptakan untuk mengatakan kebenaran. Oleh karena itu, manusia pada dasarnya sulit untuk dibohongi dan sulit untuk dibohongi. Intuisi berbeda sekali dengan nafsu, karena nafsu itu berkaitan dengan keinginan, sehingga bersifat subjektif. Sedangkan intuisi bersifat objektif dan tidak berdasarkan keinginan. Jadi perasaan dibohongi dan berprasangka buruk karena dibohongi tidaklah sama. Sebelum percaya bahwa Anda dibohongi, tanyakan pada diri Anda apakah ini karena prasangka atau karena intuisi Anda. Meski pada akhirnya kamu tidak tahu kalau kamu dibohongi dengan bukti, tapi setidaknya kamu tahu kalau sepertinya ada yang membohongimu sehingga kamu tidak akan percaya begitu saja.

Tags:

Posting Komentar

2Komentar

  1. gelagapan juga sih klo bohong

    BalasHapus
  2. lah klo sdh watak mah susah..bohong dh hal biasa dn akn terus dilakukan untuk nutupin kebohongan sebelumnya...WATAK

    BalasHapus
Posting Komentar