Hati-hati hoax di WhatsApp jangan mudah percaya!

Editor by Manoby
3

Baca Juga

Hoax, Whatsapp, berita, mudah percaya

Siapa sich yang sudah punya ponsel dan aplikasi WhatsApp pasti menerima broadcast atau terusan berita dan informasi hoaks baik di grup WhatsApp keluarga atau grup-grup lainnya. Sayangnya, tak semua anggota grup satu suara dan sepakat bahwa informasi yang didapat itu adalah informasi hoax. Bahkan lebih banyak yang silang pendapat satu sama lain saling ngotot dan akhirnya berdebat soal kebenaran informasi tersebut.

Sampai sekarang kondisi itulah yang masih sering terjadi belakangan ini. Padahal, grup WhatsApp keluarga atau grup-grup lain, seharusnya menjadi wadah silaturahmi, bertukar informasi. Sayangnya, grup WhatsApp lebih sering jadi medium argumentasi dan berdebat, apalagi jika ada informasi hoax menyerang.

Banyaknya silang pendapat dan perdebatan antar pengguna WhatsApp justru akan terus memicu mudahnya informasi hoaks seliweran setiap hari. Situasi tak kondusif semacam inilah yang pada akhirnya membuat sang penyebar justru semakin leluasa menyebarkan informasi hoaks ke WhatsApp..

Kondisi itu juga didukung dengan fakta bahwa WhatsApp menjadi salah satu aplikasi chatting dengan pengguna sangat banyak di dunia. Selain itu, ada faktor lainnya kenapa informasi hoaks sangat mudah dan banyak disebarkan di WhatsApp.

Di era digital saat ini, aplikasi WhatsApp sudah digunakan banyak orang sebagai aplikasi chatting primer yang wajib ada di smartphone para penggunanya. WhatsApp selalu jadi aplikasi chatting utama digunakan setiap hari. Akses yang sangat mudah membuat hoax lebih gampang tersebar di WhatsApp.

Setidaknya ada dua faktor yang bisa membuat orang-orang begitu mudah percaya pada informasi hoaks yang tersebar di WhatsApp. Yang pertama karena orang-orang lebih gampang percaya hoaks jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki. Misalnya sejak awal, seseorang memang sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu, produk, atau kebijakan tertentu.

Lalu, ketika ada informasi yang dapat mengafirmasi opini dan sikapnya tersebut, maka orang-orang akan mudah percaya. Yang kedua justru dalam situasi sebaliknya, di mana seseorang yang terlalu suka dan fanatik terhadap kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi yang sesuai dengan apa yang ia percayai, maka keinginan untuk melakukan verifikasi terlebih dahulu menjadi berkurang.

Secara natural, perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoaks ke pihak lain. Maka dari itu, penyebaran informasi hoaks kerap kali tak terbendung di grup-grup WhatsApp.

Mudahnya orang percaya dengan informasi-informasi hoaks di WhatsApp juga dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kurangnya rasa ingin tahu terhadap suatu informasi atau berita. Yang terakhir tentu masih banyaknya yang malas membaca, membaca, dan membaca. Padahal, di era sekarang, informasi valid akan lebih mudah dicari lewat internet terutama dari media-media terpercaya, asalkan rajin membaca.
Tags:

Posting Komentar

3Komentar

  1. Ati ati jaman susah apa ja kelihatn bener hrs lebih teliti dn waspada jgn terjebak dlm hoax

    BalasHapus
  2. Jaman makin gk jelas..buram mana hoax mana yg gk literasi MK utamajgn asal percaya dari sumber yg gknbisa dipertanggumngjwbkn

    BalasHapus
Posting Komentar