Menurut BPS Maret 2022 Angka Kemiskinan Ekstrem di DKI naik 0.29 persen

Editor by Manoby
1

Baca Juga

 

Tanggapan penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono perihal melonjaknya angka kemiskinan ekstrem di Ibu Kota. Heru mengatakan selama ini pihaknya telah menggulirkan 17 bantuan sosial untuk pengentasan kemiskinan ekstrem.


"DKI terhadap warga kelompok itu kan sudah diberikan ada bantuan makanan, KJP, KJS, Wi-Fi gratis, ada PKH, PMT anak sekolah. Terus apa lagi (ada) 17. Kartu lansia, difabel, boleh lihat sendiri," kata Heru Budi kepada wartawan, Selasa (31/1/2023).

Sejumlah bantuan sosial itu antara lain adalah Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, Program Keluarga Harapan, Wi-Fi gratis, hingga pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT AS). Prinsipnya, Heru memastikan Pemprov DKI konsisten menangani kemiskinan ekstrem.

"Nanti dilihat apa yang disebut miskin ekstrem, DKI sudah intervensi segitu banyak," ujarnya.

"Sekali lagi konsisten Pemda DKI menangani stunting, kemiskinan ekstrim itu tetap ada. Terus kita lakukan," lanjutnya.

Eks Wali Kota Jakarta Utara itu enggan berpolemik mengenai kebenaran data kemiskinan ekstrem. Yang jelas, Heru menerima seluruh data yang didapat untuk melakukan penanganan di lapangan.

"Saya tidak berpolemik masalah itu, saya terima semua data itu yang penting kita atasi di lapangan," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Jumlah penduduk miskin ekstrem di DKI Jakarta melonjak. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat per Maret 2022 ada 95.668 penduduk Ibu Kota yang hidup di bawah kondisi miskin ekstrem.

"(Jumlah penduduk miskin ekstrem bertambah) 0,89 persen, sejumlah 95.668 jiwa," kata Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana usai Rapat Terbatas di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/1).

Suryana menerangkan, angka kemiskinan ekstrem mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, yakni Maret 2021. Suryana menyebut kondisi kemiskinan ekstrem di Jakarta mirip dengan di Bali.

"Kalau kemiskinan ekstremnya Jakarta meningkat dari 0,6 menjadi 0,89 persen. Tapi secara jumlah, kondisi kemiskinan Jakarta dalam posisi 'hard rock', dalam arti memang kemiskinannya sudah di kerak-keraknya," ujar dia.

"Itu jadi sangat mudah naik, sangat sulit untuk turun, itu kondisi kemiskinan di daerah-daerah yang kemiskinannya sangat rendah. Sama, di DKI Jakarta, di Bali kondisinya mirip-mirip," lannut Suryana.

Suryana kemudian menyampaikan penduduk miskin ekstrem paling banyak di wilayah Jakarta Utara (Jakut). Sementara wilayah terendah penduduk miskin ekstrem adalah Jakarta Barat (Jakbar).

Suryana menerangkan, kriteria penduduk miskin ekstrem adalah yang pengeluaran per kapitanya di bawah Rp 11.633 per hari.

Tags:

Posting Komentar

1Komentar

Posting Komentar